Harga cabai merah keriting di Pasar Anyar Kota Tangerang melonjak mencapai Rp48.000 per kilogram. Kenaikan harga cabai merah keriting ini menyalip harga daging ayam broiler saat ini seharga Rp45.000 per ekor.
Deni (26) salah satu pedagang cabai di Pasar Anyar mengatakan, kenaikan harga cabai merah kriting terjadi sejak awal bulan ini. Naiknya bertahap, dari semula Rp32.000 per kilogram menjadi Rp48.000 per kilogram.
“Tahun baru nanti bisa sampai Rp60.000. Sekarang Rp48.000 per kilogram. Perkiraan saya enggak bakal turun sampai tahun baru,” jelasnya saat ditemui, Rabu (17/11/2021).
Menurutnya, kenaikan harga cabai itu membuat pembeli mengeluh sehingga mengakibatkan jumlah penjualan menurun. Deni mengatakan penurunan penjualan cabai merah keriting mencapai hingga 50 persen.
“Biasanya pembeli beli 2 kilogram, sekarang satu kilo penurunan,” ujarnya.
Sementara, berdasarkan laporan harga komoditas mingguan Pasar Anyar yang tercatat di PD Pasar Kota Tangerang, harga daging ayam broiler mengalami kenaikan sejak 11 November 2021. Harga daging ayam ini semula Rp40.000 per ekor, naik menjadi Rp45.000 per ekor.
Komoditas lainnya yakni minyak curah juga mengalami kenaikan sebesar Rp5.000. Kenaikan harga minyak itu terjadi sejak awal bulan September kemarin.
Seorang pedagang minyak curah Andres (37) menjelaskan, kenaikan harga minyak itu terjadi bertahap sejak dua bulan lalu.
“Harga minyak eceran Rp19.500. Kalau di kampung-kampung di atas Rp20.000 per liter. Naiknya udah berapa bulan yang lalu, bertahap dari Rp14.000 sampai Rp19.000,” katanya.
Menurut Andres, akibat kenaikan itu para pembeli yang merupakan pedagang makanan mengurangi pembelian minyak curah.
“Pemakaiannya pasti dikurangi, biasanya saya jual 15 kilogram (18 liter) sehari,” ucapnya.
Harga telur juga naik. Salah seorang pedagang telur, Ade, membeberkan, kenaikan harga telur sudah terjadi sejak minggu lalu.
“Harga telur 25 ribu per kilogram, sebelumnya 22 ribu sekilo, biasanya menjelang akhir tahun naik. Mungkin karena banyak yang bikin kue buat natalan jadi permintaan banyak,” jelasnya.
Menurut Ade, kenaikan harga telur dikarenakan dampak pandemi Covid-19, yang membuat pasokan distribusi telur terhambat. (mst/bpro)