Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengajak semua pihak untuk menekan risiko kenaikan kasus positif Covid-19 pada libur Natal dan tahun baru. Salah satunya dengan mematuhi penerapan PPKM Level 3 yang akan diberlakukan mulai Desember mendatang.
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) M. Adib Khumaidi menjelaskan, peran masyarakat sangat besar dalam upaya menekan potensi kenaikan kasus yang bisa memicu gelombang ketiga saat Nataru.
“Begitu pula dengan peran tenaga kesehatan yang terus waspada, di samping pemerintah selaku pembuat regulasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/11/2021).
Adib menjelaskan, pergerakan manusia dalam skala besar di masa pandemi menjadi salah satu sebab terjadinya lonjakan kasus.
Oleh karena itu, pemerintah menetapkan sejumlah aturan guna mencegah terjadinya transmisi virus. Begitu juga, kata dia, partisipasi semua pihak dibutuhkan agar kebijakan penerapan PPKM level 3 tersebut dapat diterapkan secara optimal.
Dia juga meminta Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 selalu bekerja dan melakukan sosialisasi agar masyarakat disiplin protokol kesehatan secara ketat.
“Yang terpenting adalah, standar yang sudah ada sekarang harus dipertahankan, jangan mencoba mengurangi standar,” katanya.
Adib mengatakan, koordinasi di tingkat daerah juga harus dilakukan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus.
Terkait antisipasi menjelang Natal dan tahun baru apabila terjadi lonjakan kasus, Adib menuturkan kesiapan tenaga kesehatan perlu didukung dengan kesiapan lain seperti obat dan peralatan.
“Bukan hanya kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia), tapi bagaimana mereka terfasilitasi dengan obat, alat kesehatan, oksigen. Tapi dari sisi SDM, saya yakin teman-teman di daerah siap,” ujarnya.
Menurutnya, kendati kasus saat ini rendah, namun semua pihak untuk tidak meninggalkan kewaspadaan, mengingat Covid-19 selalu berkembang dan berubah.
Dia mengingatkan, saat masyarakat berdampingan dengan Covid 19, intervensi kepada virus tidak dapat dilakukan. Sebaliknya, manusia sebagai host (inang) dapat melakukan upaya adaptasi agar selamat (survive) dengan memperhatikan lingkungan.
“Yang penting adalah gaya hidup sehat, protokol kesehatan karena saat ini kita dalam upaya adaptasi, dan lingkungan yang sehat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda menegaskan besarnya peran pemerintah daerah dalam upaya menekan risiko penularan diakibatkan oleh mobilitas libur Nataru, termasuk mencegah kerumunan dan memastikan masyarakat mematuhi aturan.
“Selama tidak ada perpindahan manusia, maka kasus infeksi atau penularan bisa ditekan,” kata Falla.
Ia mengharapkan masyarakat memahami, bahwa pembatasan mobilitas ditetapkan bukan untuk menghambat pulihnya perekonomian, melainkan untuk mencoba mengendalikan Covid-19 agar pada bulan-bulan berikutnya, Indonesia bisa mempertahankan situasi yang telah membaik saat ini.
“Kebijakan (PPKM) diambil untuk menyelamatkan yang paling penting dulu, yaitu nyawa manusia,” ujarnya. (bpro)