Beredar di media sosial video yang memperlihatkan operator Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Tangerang Selatan bertindak curang. Kecurangan itu diketahui oleh pelanggannya karena bahan bakar yang diisikan tidak sesuai dengan uang yang dibayarkan.
Peristiwa ini terjadi di SPBU 34.152.09 Bintaro Sektor 3, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Pengawas SPBU 34.152.09 Bintaro Sektor 3, William, membenarkan kejadian tersebut.
“Iya benar. Itu ibu-ibu kan mau mengisi Pertalite Rp100 ribu, terus operatornya ngisi, karena ibu itu tidak turun mungkin dia ngisinya Rp70 ribu. Mungkin ketahuan terus diisi lagi Rp30 ribu,” katanya dikutip dari detikcom, Rabu (22/12/2021).
Meski begitu, William mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologinya karena saat kejadian dia tidak ada di lokasi. Namun William telah memberhentikan operator itu.
“Saya tidak tahu juga, soalnya tidak di situ kan udah viral duluan kita baru tahu. Soalnya ibu itu mau bilang kan mau lapor ke atasan. Dia tidak lapor, dia langsung viralin. Kalau dia lapor, kan kita langsung tindak tegas langsung dikeluarin itu orang. Sudah diberhentikan Senin kemarin,” tambahnya.
Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi di SPBU pada Jumat (17/12/2021). William menyayangkan pelanggan ini tidak melaporkan saja ke pihaknya.
Inilah yang mengakibatkan pemecatan operator dilakukan selang beberapa hari seusai kejadian. Hal ini karena tidak ada laporan ke pihak William.
“Kan tidak ada laporan kalau laporan langsung saya berhentiin hari itu juga. Jadi kadang kalo kejadian gitu dia lapor ke saya ke pengawas kan. Nah, langsung di depan konsumen kita langsung pecat,” tuturnya.
William mengaku ini bukan kali pertama operator di SPBU bertingkah curang. Sebelumnya juga sudah pernah ada yang melakukan hal demikian.
William mengaku selalu menegaskan kepada operator yang mendaftar di tempatnya mengenai ada ancaman pemecatan jika bertindak curang. Menurutnya ini peringatan ini diberikan saat pihaknya melakukan interview.
“Sebenernya ada beberapa kejadian. Sering juga ada kan kita kan enggak bisa ngawasin operator satu satu. Saat interview kita udah ngomong hati-hati jangan makan duit konsumen. Jangan mencuri jangan curang pokoknya kalau demikian risikonya dikeluarin,” jelasnya. (bpro)