Penanganan banjir di Kelurahan Jurumudi Lama, Kecamatan Benda, Kota Tangerang terhambat lokasi yang merupakan dataran rendah. Selain itu, karena wilayah tersebut tak memiliki drainase yang mampu menampung debit air. Akibatnya, genangan air lama surutnya.
Kini, ketinggian air di wilayah tersebut sudah berkurang. Awalnya tinggi air mencapai 60 sentimeter. Setelah dilakukan penyedotan sejak tiga hari lalu, air surut hingga 30 sentimeter. Banjir di wilayah ini membuat 872 keluarga terdampak.
Petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang Geri mengatakan, air yang disedot dari permukiman warga itu dialirkan menuju drainase yang mengalir ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Dilakukan penyedotan lantaran posisi drainase lingkungan warga berada di bawah drainase yang menuju bandara. Menurut Geri, penyedotan terbilang sia-sia bila hujan kembali turun.
“Terutama airnya banyak, drainasenya juga kecil jadi berbalik lagi ke permukiman,” kata Geri saat ditemui bantenpro.id di lokasi banjir, Minggu (23/01/2022).
Selain itu, kata Geri, kondisi drainase lingkungan tersebut dipenuhi oleh sampah-sampah rumah tangga. Dia menyebut ada sekitar 1 ton sampah yang kemudian diangkat dari drainase.
“Kurang lebih ada satu ton sampah yang diangkut dari drainase. Sampah itu diangkut Jumat kemarin,” paparnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah meninjau lokasi banjir tersebut pada Rabu (19/01/2022). Arief menyebut bahwa banjir yang berlangsung berhari-hari ini dikarenakan adanya jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (Jorr II).
“Saluran tol semuanya buang ke permukiman masyarakat. Bukannya dipisah, malah ini jadi satu saluran ke masyarakat. Jadinya banjir di sini,” kata Arief dalam keterangannya.
“Karena dulu enggak pernah banjir. Sejak tol beberapa tahun ini ada, diuruk lalu salurannya tidak dikendalikan, makanya warga akhirnya terdampak setinggi 60 sentimeter,” sambungnya. (mst/bpro)