Tiga ruangan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Arribathiyah, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, ambruk. Akibatnya, para siswa harus bergantian menggunakan ruang kelas untuk proses belajar mengajar. Ambruknya bangunan diduga disebabkan pergerakan tanah.
Kepala MTs Arribathiyah Nahrudin mengatakan sekolah hanya menggunakan empat ruangan untuk pembelajaran tatap muka (PTM). Ruangan tersebut dipilih lantaran dirasa aman dari fenomena pergerakan tanah.
“Pembelajaran tatap muka (PTM) kebetulan belum 100 persen. Karena kekurangan kelas juga jadi kita terapkan PTM bergilir,” ujar Nahrudin dikutip bantenpro.id dari detikcom, Senin (28/2/2022).
Total ada 315 siswa untuk kelas 1, 2, dan 3. Setiap minggunya, kata Nasrudin, para siswa harus bergantian menggunakan ruangan untuk belajar.
Selain itu, pandemi Covid-19 membuat pihak sekolah membatasi PTM hingga 50 persen. Sehingga, siswa yang tidak bisa melaksanakan PTM dilakukan pembelajaran jarak jauh (daring).
“Jadi gantian, misalnya kelas 1 hari Senin dan Rabu. Kelas 2 hari Selasa dan Kamis. Kemudian Kelas 3, yah diatur supaya PTM berjalan dan tidak kekurangan kelas,” katanya
Tiga ruangan di MTs Arribathiyah ini ambruk pada Minggu (27/02/2022) malam. Nasrudin mengatakan, pergerakan tanah sudah terjadi sejak November 2021 lalu. Saat itu, tiga ruangan sudah mengalami rusak berat. Sekarang kondisinya sudah ambruk dan rata oleh tanah.
“Ruang kantor dan dua ruang kelas. Sekarang sudah ambruk semua, kemarin malam,” ujar Nasrudin. (bpro)