Toyota Motor Corp berusaha keras untuk memastikan mobil listrik massal pertamanya lebih aman dan bertahan lebih lama dari produk pesaing ketika mulai dijual akhir tahun ini.
Seperti diketahui, mobil listrik baterai (Baterry Electric Vehicle/BEV) semakin populer secara global, tetapi beberapa masalah muncul seperti risiko kebakaran terkait baterai mobil listrik. Baterai mobil listrik juga disebut mengalami degradasi atau penurunan kinerja yang lebih cepat.
General Motors dan Hyundai Motor tahun lalu melakukan recall atau penarikan ulang mobil listrik mereka karena masalah baterai yang diproduksi oleh LG Energy Solution. Kasus yang banyak dilaporkan adalah mobil terbakar.
“Kami fokus untuk menyeimbangkan tiga faktor: jarak jelajah, penurunan daya baterai, dan kecepatan pengisian daya,” kata Masaya Yamamoto, manajer proyek di Toyota, pada acara uji coba prototipe kendaraan sport (SUV) Toyota bZ4X pekan lalu seperti dilaporkan Reuters, 28 Februari 2022.
Mobil listrik baterai biasanya membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi daya, dan menggunakan metode pengisian cepat sering menyebabkan sel baterai memanas, yang menyebabkan degradasi. Pada gilirannya, hal tersebut akan mengurangi jarak jelajah dari waktu ke waktu dan merusak nilai jual kembali kendaraan.
Toyota mengatakan baterainya, yang dikembangkan bersama Panasonic Corp, mengandung pendingin khusus yang tidak mudah menghantarkan listrik. Paket baterai juga disusun untuk menjaga sel dan cairan pendingin terpisah jika terjadi kebocoran.
Toyota mengklaim baterai mobil listrik terbaru yang mereka kembangkan ini akan mempertahankan lebih dari 90 persen kapasitasnya setelah satu dekade.
Untuk konsumen di Jepang, Toyota sedang mempertimbangkan untuk menawarkan mobil listrik baterai hanya melalui “berlangganan”. Cara ini diambil sebagai upaya untuk mengatasi kekhawatiran akan masa pakai baterai dan nilai jual kembali. Biaya berlangganan akan mencakup biaya pemeliharaan dan penggantian baterai di antara fitur-fitur lainnya.
Toyota mengatakan akan mulai menjual model SUV listrik di Jepang dan pasar utama lainnya pada pertengahan 2022. Toyota telah menetapkan target penjualan mobil listrik sebanyak 3,5 juta unit setiap tahun mulai 2030. Produsen asal Jepang itu menginvestasikan 8 triliun yen (Rp 999,5 triliun, kurs saat ini 1 yen = Rp 124) untuk mengembangkan kendaraan listrik.
REUTERS