Menu

Mode Gelap

Daerah · 19 Apr 2022 17:23 WIB

Bulan Makin Menjauh dari Bumi, Sains Buktikan Kebenaran Alquran


 Bulan Makin Menjauh dari Bumi, Sains Buktikan Kebenaran Alquran Perbesar

Jika membahas mengenai asal-usulnya menurut para ilmuwan, bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Salah satu hipotesis pembentukannya yang dipercaya hingga saat ini adalah sisa dari serpihan benda langit seukuran Mars saat bertubrukan dengan Bumi.

Berawal dari kejadian tersebut, mulanya disebutkan jika jarak bulan dan bumi hanya sekitar 22.500 kilometer. Seorang astronom asal Inggris yang hidup hampir 300 tahun lalu, yakni Edmond Halley sudah meneliti hal tersebut. Menurut penelitiannya, gerakan penjauhan bulan dan bumi pertama kali terjadi pada 1,5 miliar tahun lalu.

Ilmuwan menemukan inti bumi memiliki pusat gravitasi. Ketidakstabilan gravitasi itu yang membuat bulan terkadang mendekat namun terkadang juga menjauh. Mengutip penjelasan BBC, kondisi tersebut terjadi karena tidak seimbangnya salah satu gaya tarik antar bumi dan bulan yang dalam bidang sains dikenal dengan istilah sentripetal dan sentrifrugal.

Sentripetal adalah gerak semu pada benda berputar yang menarik benda ke pusat putaran. Dalam hal ini, objek yang memiliki gaya sentripetal adalah bumi yang menarik bulan. Sedangkan sentrifugal, adalah gerak semu benda yang menjauh dari pusat rotasi. Dalam hal ini, objek yang mengalami gaya sentrifugal adalah bulan terhadap bumi.

Analogi sederhananya, kita bisa membayangkan wahana komedi putar. Semakin kencang dan cepat putarannya, maka semakin kuat dorongan untuk membuat orang yang menaikinya bisa terpental keluar.

Baca Juga :  Peretas Mengincar Situs Pemda, Web Pemprov Berhasil Disusupi

Gambaran kondisi di atas yang terjadi pada bulan dan bumi. Besarnya gaya sentrifugal bulan terhadap bumi membuat satelit tersebut bergerak menjauh. Kini, jarak antara keduanya sudah mencapai lebih dari 17 kali lipat dari jarak bumi dan bulan di awal yang sebelumnya diperkirakan para peneliti.

Dampak yang mencengangkan

Pada tahun 1970, AS dan Soviet menjalankan misi percobaan dengan menembakkan sinar laser ke cermin yang dipasang di bulan. Dalam pengamatan, perkiraan mengenai jarak bulan yang terus menjauh dari bumi akhirnya terbukti, sebagaimana penjelasan yang dimuat dalam laman public.nrao.edu, yang menyebut jika kecepatan bulan dalam menjauhi bumi bergerak dengan kisaran 3,78 sentimeter per tahun.

Gerakan menjauh yang dilakukan bulan dipercaya ilmuwan akan membawa satelit alami bumi itu tertarik ke medan gravitasi matahari, dan akhirnya meledak di permukaan terluar atau ‘ditelan’ oleh pusat tata surya tersebut.

Di sisi lain, bumi juga akan memiliki dampak tersendiri dari hilangnya satelit yang dimiliki. Ada beberapa hal yang diyakini akan dialami oleh bumi, salah satunya rotasi yang melambat. Seperti diketahui, normalnya bumi mengalami rotasi selama 24 jam yang menyebabkan pergantian siang dan malam untuk saat ini.

Ungkapan ‘untuk saat ini’ lagi-lagi digunakan karena dahulunya, para ilmuwan menemukan fakta bahwa masa rotasi atau pergantian siang dan malam bumi pernah ada di masa 5 jam saja per hari, lain itu juga pernah menjadi 18 jam per hari. Dan saat ini, miliaran tahun sejak bulan disebut semakin menjauh dari bumi normalnya menjadi 24 jam per hari.

Baca Juga :  15 Kemampuan Ini Dibutuhkan Mulai 2025, Kuasai Agar Mudah Dapat Kerjaan!

Apabila bulan semakin menjauh, maka masa pergantian siang dan malam bukan tidak mungkin di beberapa tahun yang akan datang akan semakin lama dan panjang, seperti yang dikutip dari publikasi Independent.co.uk.

Di lain sisi, rotasi yang melambat juga akan memberikan dampak lanjutan berupa hilangnya kestabilan dan kacaunya situasi musim atau iklim di bumi, mulai dari pergantian musim yang ekstrem hingga perubahan suhu yang drastis dan dapat menimbulkan berbagai macam bencana di setiap wilayah tertentu.

NASA bahkan memperingatkan jika berubahnya orbit bulan yang menjauhi bumi akan menyebabkan sejumlah fenonema bencana alam yang meningkat, di antaranya banjir yang disebabkan oleh faktor pasang dan surut di wilayah pesisir laut, dan semakin meningkatnya risiko perubahan ketinggian air laut

Sudah dituliskan dalam Alquran

Jika memahami dan melihat angka perubahan jarak bulan yang disebut hanya berada di kisaran 3 sentimeter per tahun, di mana jarak itu setara dengan kecepatan pertumbuhan kuku jari manusia, kebanyakan orang awam mungkin berpendapat jika hal tersebut bukanlah perkara besar.

Apalagi jarak bulan dan matahari saat ini masih ratusan juta kilometer jauhnya. Memang, peneliti sendiri memprediksi jika ragam kemungkinan di antaranya bulan yang tertarik dan ‘tertelan’ matahari akan terjadi dalam kisaran waktu jutaan tahun yang akan datang, beberapa bahkan menyebut jika mungkin situasi tersebut bisa saja teratasi dengan kemajuan teknologi.

Baca Juga :  Warga Tangerang Protes Kompleks Rumah Difoto Google Street View

Namun, kecilnya angka jarak yang bertambah juga tidak bisa dianggap sepele. Terlepas dari dampak mencengangkan yang untuk saat ini mungkin sulit diterima dengan nalar, sejatinya fenomena tersebut sudah dituliskan dalam salah satu kitab suci umat beragama, yakni Alquran bagi umat Muslim.

Peristiwa bulan yang menjauh dari bumi dan secara spesifik mendekati matahari rupanya sudah lebih dulu dituliskan dalam salah satu surat yakni Al-Qiyamah ayat 8-9, yang mengandung arti “dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan”. (bpro)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Dishub Kota Tangerang Akui Belum Maksimal Tegakkan Perwal Jam Operasi Truk Tanah

8 Maret 2024 - 21:25 WIB

Mahasiswa Demo Dishub Kota Tangerang soal Operasional Truk Tanah

8 Maret 2024 - 15:16 WIB

Acara Sosialisasi Undian Gratis Berhadiah Dinsos Dianggap Tak Ramah Difabel

7 Maret 2024 - 20:38 WIB

Panduan Undian Berhadiah dan Pengumpulan Dana, Ini Aturan dan Syaratnya

7 Maret 2024 - 20:30 WIB

KPU Kota Tangerang Akhiri Drama Rekapitulasi Suara Pemilu 2024

7 Maret 2024 - 17:03 WIB

Samsat Kalong: Layanan Pajak Inovatif Selama Ramadan di Kota Tangerang

7 Maret 2024 - 15:53 WIB

Trending di Daerah