bantenpro.id – Gara-gara terganggu saat mandi bersama teman, seorang santri berinisial BD (15) terlibat perkelahian dengan R (15), santri lainnya di Pondok Pesantren Daar El Qolam I, Kabupaten Tangerang. BD tewas usai perkelahian tersebut.
Informasi dari kepolisian menyebutkan, peristiwa ini berawal saat R masuk ke kamar asrama laki-laki yang ditempati BD bersama D temannya. Hari itu Minggu (07/08/2022) sekitar pukul 06.30 WIB, R mendapati BD bersama D sedang mandi bersama.
Secara tiba-tiba R membuka pintu kamar mandi. Kedua santri laki-laki yang sedang mandi itu pun kaget. Bahkan, BD sempat kesal ketika kepalanya tersenggol pintu kamar mandi saat R membukanya.
Kepala Polsek Cisoka Ajun Komisaris Polisi Nur Rokhman mengatakan, kejadian ini membuat R dan BD bersitegang dan saling adu jotos. Penghuni kamar lainnya pun sempat melerai perkelahian itu. Korban masih tak terima. Ucapan bernada menghina R pun dilontarkan dari mulut korban.
R semakin tak dapat membendung emosinya. Dia pun kembali menghampiri korban, kemudian menendang muka korban.
“R juga menendang bagian leher belakang korban, jadi mereka itu berantem dengan tangan kosong,” kata Nur Rokhman.
Usai perkelahian itu, R pun keluar kamar. Saat itu, kondisi korban terlihat melemah. Korban mengeluh sakit sehingga tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Pada siang harinya usai mengikuti kegiatan pesantren, teman sekamar korban masuk ke dalam kamarnya. Dia menemukan korban sedang terbaring dan sudah tak sadarkan diri.
Teman korban itu kemudian melapor kepada salah satu pengasuh santri di pesantren tersebut. Oleh pengasuh, korban dibawa ke Klinik Gita Farma. Dokter klinik menyatakan, BD sudah tak bernyawa. Jenazah korban kemudian diautopsi.
“Nanti hasil autopsinya disampaikan oleh dokter forensik kepada penyidik kepolisian,” kata Nur Rokhman.
Polisi kemudian memeriksa enam santri beserta R yang didampingi orang tuanya. Polisi memeriksa mereka di Markas Polresta Tangerang.
Sementara perwakilan Pondok Pesantren Daarul El Qolam Ahmad Idrus menjelaskan, peristiwa itu murni perselisihan antara korban dengan terduga pelaku.
Informasi yang dihimpun bantenpro.id, korban dan terduga pelaku telah menjadi santri Daar El Qolam selama 4 tahun. Sejak duduk di bangku SMP, keduanya sudah saling mengenal di pesantren tersebut.
Keduanya merupakan santri satu angkatan di Daar El Qolam, yakni angkatan 50. BD dan R sama-sama santri kelas 1 SMA di pesantren itu. Korban merupakan murid kelas 1 IPA A, sedangkan terduga pelaku murid kelas 1 IPS A.
Kejadian perkelahian itu lolos dari pengawasan pengurus pesantren. Sebab para pengajar atau guru tengah bersiap-siap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
“Itu kejadiannya jam-jam tanggung. Kita (pengajar) lagi siap-siap untuk mengajar, maka kami juga tidak mengetahui ada hal seperti itu,” kata Idrus saat dikonfirmasi bantenpro.id, Senin (08/08/2022).
Idrus menegaskan, seluruh kegiatan Ponpes Daar El Qolam tetap berjalan normal. Insiden tewasnya santri itu tidak mempengaruhi kegiatan para santri lainnya.
“Kegiatan anak-anak Daar El Qolam tetap berjalan, seperti kegiatan belajar mengajar, keseharian anak-anak yang main bola, jogging dan sebagainya masih berjalan,” paparnya.
Idrus mengatakan, pihak ponpes bakal lebih gencar lagi mengawasi perilaku setiap santri. Baik saat mengikuti pelajaran, maupun di luar kegiatan belajar mengajar.
“Kita semaksimal mungkin untuk memperketat pengawasan di asmara, di kelas, atau di semua sisi,” tandasnya.(mst/bpro)