bantenpro.id – Polisi melakukan penyelidikan terhadap pemilik lahan di lokasi bekas galian yang menimbulkan korban tewas di Desa Panongan, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang. Penyelidikan dilakukan untuk dapat menilai dan menentukan suatu peristiwa sebagai tindak pidana atau bukan.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Panongan Inspektur Satu AA Surya Abdul Fitri mengatakan, pihaknya melakukan pendalaman dan penyelidikan setelah jasad korban ditemukan di lokasi bekas galian.
“Saat ini masih dalam proses penyelidikan, kita tetap lakukan pendalaman,” kata Surya kepada bantenpro.id, Jumat (16/09/2022).
Kedua bocah ditemukan tewas tenggelam di bekas galian tanah itu pada Kamis (15/09/2022) malam. Keduanya ditemukan dalam waktu yang berbeda. Ridwan (13) ditemukan pada pukul 20.40 WIB. Sedangkan Fajar (12) ditemukan pukul 23.30 WIB.
Informasi yang diperoleh bantenpro.id, lahan bekas galian itu adalah milik konglomerat ternama. Yono, salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi mengatakan lahan itu dibiarkan kosong oleh konglomerat tersebut dan tidak ada aktivitas pembangunan selama bertahun-tahun.
Namun lahan itu dimanfaatkan oleh beberapa pengusaha tambang yang melakukan penggalian dan menjual tanah untuk urukan. Kata Yono, aktivitas penggalian itu berjalan menahun hingga akhirnya konglomerat yang memiliki lahan tersebut mengetahui dan menyetop aktivitas penggalian tanah itu.
“Usaha ilegal itu cuma mengambil tanahnya doang. Pengusahanya itu campur-campur dari daerah mana saja,” tuturnya.
Sejak aktivitas penggalian itu disetop, bekas galian tersebut tidak ditutup kembali oleh pelaku tambang maupun konglomerat pemilik lahan. Seiring waktu, galian itu terisi oleh air dan berbentuk seperti waduk.
Yono mengatakan, kedua korban ditemukan dan dievakuasi oleh warga sekitar. Proses evakuasi mengandalkan jaring ikan. Dia menaksir kedalaman galian itu mencapai 6 meter.
“Evakuasinya kedua korban menggunakan jala oleh warga sekitar. Korban ditemukan tidak jauh dari titik dia tenggelam,” kata Yono.
Yono menyebut, kedua bocah itu merupakan santri di pondok pesantren sekitar. Para santri itu memang kerap ke lokasi bekas galian berisi air itu untuk berenang.
Insiden dua bocah tenggelam itu bukan menjadi kejadian pertama kali. Yono bercerita, bekas galian tanah di dekat rumahnya itu sebelumnya pernah juga memakan korban lainnya.
“Dulu pernah ada juga yang tenggelam di situ, cuma titik galiannya yang berbeda sama yang dua anak itu,” kata Yono.
Pantauan bantenpro.id, terdapat sejumlah bekas galian besar di lahan tersebut. Sebagian besar bekas galian kini berbentuk seperti waduk. Sebagian lagi kondisinya kering dan tampak dijadikan tempat pembakaran limbah. (mst/bpro)