bantenpro.id – Sejumlah penarik ojek berunjuk rasa di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Senin (19/09/2022). Mereka memprotes penetapan tarif ojek online yang dinilai tidak sebanding dengan biaya bensin. Para driver ojol pun meminta Pemerintah Kota Tangerang menyampaikan penolakan kenaikan harga BBM kepada Pemerintah Pusat.
Salah seorang pengendara ojek online yang mengikuti aksi tersebut, Evi (50) mengatakan, kenaikan tarif ojek online sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 564 Tahun 2022 itu tidak sesuai dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Evi adalah ojek online pengantar barang. Kenaikan tarif yang dia rasakan hanya sebesar Rp800. Untuk pengantaran barang dengan jarak 1 kilometer, ia hanya menerima upah sebesar Rp10.800 yang semulanya di angka Rp10.400.
“Kenaikan tarif itu enggak sesuai dengan beban BBM per harinya,” kata Evi di sela-sela aksi demonstrasi kepada bantenpro.id.
Evi merinci, beban BBM yang harus dia penuhi sebanyak 3 liter. Sebelum harga bensin naik dia hanya mengeluarkan uang sekitar Rp20-25 ribu. Sejak bahan bakar naik, paling tidak dia menyiapkan uang sekitar Rp30-35 ribu.
“Yang paling penting buat kita itu bensin, kalau bensin penuh, udah tuh kita bisa kerja,” ucapnya.
Wanita paruh baya itu menilai, kenaikan harga BBM itu membuat orderannya sepi. Karena pengguna jasa ojol menurun, pendapatan driver pun ikut menurun.
Biasanya, Evi mendapatkan uang dari upah menarik ojol sebesar Rp200 ribu. Dipotong makan Rp50 ribu dan disisihkan setengahnya untuk membeli bensin esok hari. Sisa Rp150 ribu dia bawa pulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sejak harga BBM melonjak, pendapatan Evi tak mencapai Rp100 ribu. Dipotong makan dan bensin Rp50 ribu. Sisanya dia bawa pulang.
“Pendapatan kami menurun lebih dari 50 persen,” jelas Evi.
Pantauan bantenpro.id di lokasi, sejumlah pengendara ojol berorasi di depan gedung kantor Wali Kota Tangerang.
Mereka meminta agar Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah menemuinya dan menandatangani surat pernyataan bahwa Pemerintah Kota Tangerang menolak kenaikan harga BBM.
Sekitar pukul 15.00 WIB, perwakilan Pemerintah Kota Tangerang yakni Asisten Tata Pemerintahan Moh Rakhmansyah keluar menemui demonstran.
Kedatangan Rakhmansyah itu untuk beraudiensi dengan pendemo. Dia juga menunjukkan surat penyampaian aspirasi yang dibuat Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah untuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri soal aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM tersebut.
Surat itu pun diizinkan oleh Rakhmansyah untuk dibacakan oleh demonstran. Salah seorang pendemo pun membacakan surat itu.
“Dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang berdampak pada kondisi masyarakat yang menyebabkan adanya unjuk rasa dari beberapa elemen masyarakat, ormas, mahasiswa di Kota Tangerang. Berkenaan dengan hal tersebut di atas dengan ini kami menyampaikan aspirasi dari elemen masyarakat ormas dan mahasiswa tersebut yang menolak kenaikan harga BBM yang telah disahkan,” kata Arief dalam suratnya yang dibacakan pendemo. (mst/bpro)