bantenpro.id – Masjid Agung Al Ittihad, Kota Tangerang kini dijaga oleh sekuriti outsourcing yang merupakan mitra Sekretariat Daerah Kota Tangerang dalam Pengadaan Jasa Keamanan. Operasionalnya dikelola PT Sembilan Enam Sembilan dan dibiayai dari APBD Kota Tangerang 2024.
Kepala Bagian Umum Setda Kota Tangerang sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Jasa Keamanan Acep Wahyudi mengatakan, jumlah sekuriti Masjid Al Ittihad dalam spesifikasi pengadaan berjumlah 9 orang.
“Di Al Ittihad itu jumlahnya 9 orang (sekuriti),” kata Acep kepada bantenpro.id, Senin (19/02/2024).
Merujuk pada dokumen panduan pengisian atribut produk jasa keamanan, perusahaan penyedia diwajibkan mengisi sertifikasi kompetensi para personelnya sesuai peraturan perundang-undangan. Untuk kategori manager, wajib diisi dengan sertifikat satpam Gada Utama. Kategori supervisor diisi dengan Gada Madya, dan pelaksana diisi dengan Gada Pratama.
Asisten Daerah 3 Kota Tangerang Wahyudi Iskandar mengatakan, syarat sertifikasi sekuriti menjadi salah satu kewajiban dalam pengadaan jasa keamanan di lingkungan Setda Kota Tangerang.
“Ada verifikasi (dalam proses pengadaan) yang kalau secara administrasi itu salah, ya enggak akan dilanjutkan (proses pemilihan penyedia),” tutur Wahyudi.
Namun ada yang tak sinkron di lapangan. Penelusuran jurnalis bantenpro.id di Masjid Al Ittihad, terdapat sekuriti yang berjaga di sana tak memiliki sertifikat satpam. Dari sekuriti berbaju safari itu diperoleh informasi bahwa dirinya berasal dari sebuah perusahaan outsourcing di Kawasan Palem Semi, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang. Ia justru tak mengenal nama PT Sembilan Enam Sembilan.
Sekuriti ini baru melakoni profesinya sebagai petugas keamanan di Masjid Al-Ittihad selama dua minggu. Karena tak memiliki ijazah sekuriti, dia dimintai uang sebesar Rp5,6 juta oleh perusahaan outsourcing yang menampungnya. Biaya itu disebutnya sebagai biaya pelatihan dan dicicil dari potongan gaji.