Dilepas Airin, Wanginya Sampai Papua Niugini

bantenpro.id

BANTENPRO.ID, TANGERANG – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Tangsel ini patut dicontoh. Pemasaran produknya selangkah lebih maju. Mereka membuktikan bahwa produk UMKM bisa diekspor ke luar negeri.

Produk UMKM di bawah naungan Koperasi Anggrek Bulan Gemilang ini buktinya. Mereka melepas ekspor perdana produk wewangian dan alat kesehatan ke Papua Niugini, Selasa (19/01/2021). Produk ekspor perdana itu terdiri dari parfum, penyanitasi tangan, alat pelindung diri, kosmetik, dan krim rambut. Total jumlah produk yang dikirim sebanyak 2.703 dus yang terdiri dari 96.000 buah barang.

Seluruh produk ekspor diproduksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bernaung di bawah Koperasi Anggrek Bulan Gemilang.

Ketua Koperasi Anggrek Bulan Gemilang Nelti Fariza mengatakan, nilai ekspor perdana ke Papua Niugini mencapai 100.000 dollar AS atau Rp 1,5 miliar. Ketertarikan konsumen di Papua Niugini terhadap produk UMKM Koperasi Anggrek Bulan Gemilang berawal dari promosi secara intensif melalui media sosial. Kondisi pandemi yang terjadi di seluruh dunia membuat kebutuhan terhadap alat-alat kesehatan masih tinggi.

”Ekspor perdana ini akan diikuti ekspor ke Timur Tengah,” kata Nelti dikutip bantenpro.id dari kompas, Selasa (19/01/2021).

Pemerintah Kota Tangsel melihat ekspor produk wewangian dan alat kesehatan oleh Koperasi Anggrek Bulan Gemilang bisa memengaruhi pelaku UMKM lainnya untuk melakukan hal serupa.

Melansir Kompas, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel Maya Mardiana mengatakan pihaknya mendorong pelaku UMKM untuk terus berinisiatif dan aktif mencari peluang di tengah pandemi. Pemerintah mencoba mencarikan pasar bagi produk-produk UMKM di Kota Tangsel.

Dalam upaya itu, Pemerintah Kota Tangsel berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan. Namun, pelaku UMKM juga harus meningkatkan kualitas produk mereka.

Terkait rencana ekspor berikutnya ke Timur Tengah, Maya mengatakan, langkah itu masih dalam proses. Produk ekspornya juga masih seputar wewangian dan alat pelindung diri (APD). Namun, tidak tertutup kemungkinan komoditas ekspor lainnya juga akan dipromosikan.

”Pelaku UMKM juga bisa mulai untuk mendiversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar saat ini. Misalnya, dari yang tadinya bergerak di bidang konveksi lalu beralih memproduksi APD,” kata Maya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perkembangan ekspor barang dan jasa Kota Tangsel cenderung naik sejak 2015 hingga 2019, tetapi kenaikannya tidak signifikan.

Pada 2015, total nilai ekspor Kota Tangsel atas dasar harga berlaku mencapai Rp 32,630 miliar. Jumlah tersebut meningkat tipis menjadi Rp 32,812 miliar pada 2016.

Selanjutnya, pada 2017, total nilai ekspor Kota Tangsel naik menjadi Rp 33,378 miliar. Kemudian pada 2019, nilai ekspor Tangsel tercatat sebesar Rp 35,058 miliar atau naik dari tahun 2018 yang mencapai Rp 34,947 miliar. (bpro)

 

Sumber: Kompas.id




Tinggalkan Balasan