bantenpro.id, Jakarta – Pemerintah berencana memanfaatkan alat tes Covid-19 buatan Univesitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, untuk penumpang angkutan publik.
Tes Covid-19 sebagai prasyarat naik angkutan yang tidak memberatkan dan membuat penumpang tetap nyaman diharapkan akan meningkatkan okupansi dan keamanan bertransportasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, alat deteksi Covid-19 Gadjah Mada Electric Nose (GeNose) akan digunakan secara acak pada moda transportasi bus dan kereta mulai 5 Februari 2021.
“Kami sudah memesan 200 unit GeNose yang disebar di 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” kata Budi dalam siaran pers dikutip bantenpro.id, Selasa (26/01/2021).
Ratusan unit GeNose lainnya akan datang menyusul untuk disebar di terminal-terminal bus di daerah-daerah.
Kementerian Perhubungan melakukan pemesanan setelah alat pendeteksi Covid-19 ini mendapatkan persetujuan edar dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19, akhir Desember 2020. GeNose dikembangkan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada sejak beberapa bulan lalu.
Melansir Kompas, alat ini berbeda dengan alat tes lain yang ada sekarang. GeNose menggunakan embusan napas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Hasil pemeriksaan tes menggunakan sistem kecerdasan buatan dan bisa selesai hanya dalam waktu beberapa menit dengan tingkat akurasi di atas 90 persen.
Selain cepat, pemeriksaan dengan GeNose juga berbiaya sangat murah, yakni Rp 15.000-Rp 25.000. Pemeriksaan dengan GeNose tidak membutuhkan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel dengan embusan napas juga dinilai lebih nyaman dibandingkan pengambilan sampel dengan metode swab atau usap.
Budi menjelaskan, pengecekan Covid-19 dengan GeNose dilakukan pertama kali di moda transportasi kereta api dan bus karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada biaya pengecekan Covid-19 dengan tes cepat (rapid) antigen atau PCR.
Vice President Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus, dalam keterangan persnya, juga menyambut baik hadirnya layanan deteksi Covid-19 yang cepat, murah, dan akurat. Pihaknya berencana akan membeli GeNose yang akan digunakan di stasiun kereta api sambil menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah.
”KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di masyarakat. Penggunaan GeNose pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI karena dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut,” tutur Joni.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono berharap aplikasi alat tes tersebut ikut mendorong okupansi angkutan bus.
Menurut catatannya, tingkat keterisian angkutan umum penumpang harian, khususnya di Jawa dan Bali, rata-rata masih 30 persen. Sementara selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), daya angkut penumpang transportasi rute jarak jauh maksimal 50 persen dari kapasitas tersedia.
Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus meningkat, menurut dia, sudah menahan keinginan masyarakat untuk bepergian. Biaya tes yang kerap setara ongkos perjalanan, kendati pemerintah memberikan keringanan harga, juga membuat masyarakat cenderung memilih kendaraan pribadi.
”Tapi kami, sebagai penyedia transportasi tetap komitmen untuk menerapkan 3M, termasuk pemeriksaan suhu untuk penumpang dan pengemudi, serta pembersihan perangkat,” katanya. (bpro)
Sumber: Kompas.id
Tinggalkan Balasan