bantenpro.id, Serang – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banten mendata ada 12 dokter, 2 perawat dan 4 bidan meninggal saat menangani dan terlibat dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Banten.
Kematian ini dianggap sebagai keprihatinan tersendiri karena mereka dibutuhkan keahliannya selama virus masih jadi pandemik.
“Banten jumlahnya ini ada 12 dokter yang meninggal, 2 perawat dan 4 bidan. Tentunya ini perlu saya sampaikan karena tenaga medis tenaga kesehatan ini bukan lah tenaga yang mudah digantikan dalam artian dalam tugasnya itu bisa digantikan oleh siapa saja,” kata Ketua IDI Banten Budi Suhendar saat audiensi dengan DPRD Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Serang, seperti dikutip bantenpro.id dari detikcom, Selasa (02/02/2021).
Budi memaparkan bahwa kondisi ini bisa membuat fasilitas kesehatan kolaps jika tidak diperhatikan, termasuk oleh Pemerintah Provinsi Banten dan DPRD. Apalagi, kasus positif terus meningkat sedangkan tenaga kesehatan dan tenaga medis semakin kelelahan.
Makanya, kata Budi, IDI meminta ada upaya pencegahan yang efektif dalam penanggulangan virus.
“Butuh peran semua pihak, pencegahan tidak baik, penanganan juga akan jebol. Sebanyak apapun tempat tidur kita tambah, tidak bisa menanggulangi karena pencegahan tidak baik,” ujarnya.
IDI menyarankan agar ada penguatan upaya pencegahan penyebaran sampai ke tingkat keluarga. Apalagi, klaster keluarga jadi yang mendominasi penularan Banten saat ini.
“Ini menunjukkan fakta bahwa keluarga unsur penting dan utama dalam masyarakat, perlu pemahaman agar 5 M in masuk ke kalbu setiap insan,” kata Budi.
Selain itu, IDI meminta ada pemetaan soal berapa sebetulnya kemampuan fasilitas kesehatan di Banten baik kemampuan tempat perawatan sampai ke SDM penunjangnya. Termasuk berapa daerah di Banten yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri untuk pasien dengan tanpa gejala.
Kekurangan dan catatan-catatan ini perlu ditanggulangi dan bila perlu ada campur tangan Pemprov Banten ke kabupaten kota.
“Kemudian pentingnya pengendalian sektor hulu untuk mengurangi beban di hilir dalam hal ini fasilitas kesehatan masyarakat dan bagaimana kita memperkuat pencegahan,” tutur Budi. (bpro)
Sumber: detikcom