Menu

Mode Gelap

Daerah · 6 Apr 2021 09:05 WIB

Epidemiolog soal Lonjakan Covid-19 di Banten: Harus Ada Audit


 Epidemiolog soal Lonjakan Covid-19 di Banten: Harus Ada Audit Perbesar

bantenpro.id, Serang –Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merilis, kasus meninggal harian pada 3 April paling banyak disumbang dari Provinsi Banten dengan jumlah kasus mencapai 338 orang. Pemerintah Provinsi Banten menyebut, angka tersebut merupakan data lama yang baru terinput sistem.

Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menilai pemerintah perlu mengaudit penyebab dan kronologi kasus kematian karena virus corona (Covid-19).

Windhu menilai lonjakan kasus kematian tersebut bisa jadi akibat kekeliruan dalam penanganan Covid-19 di wilayah yang menyumbang kasus terbanyak.

“Tentu itu menggambarkan ada yang salah, kenapa kok tinggi. Tentu ada sesuatu yang harus diselidiki. Harus ada audit kematian,” tuturnya dikutip bantenpro.id dari CNN Indonesia, Selasa (06/04/2021).

Dugaan ia lontarkan lantaran pemerintah sudah menerapkan vaksinasi covid-19 pada kelompok-kelompok yang dinilai lebih rentan terpapar atau berisiko tinggi, khususnya warga berusia lanjut atau lansia.

“Kalau vaksin tepat sasaran, kan harusnya lansia didahulukan. Tapi ini didahulukan pelayan publik. Padahal ini bisa menekan angka kematian,” lanjut dia.

Baca Juga :  3.501 Warga Banten Terinfeksi Corona dalam Sehari, Ini Penjelasan Pemprov

Windhu berpendapat ada dua kemungkinan yang menyebabkan lonjakan kasus meninggal karena covid-19 terjadi. Pertama, karena pelaporan data dari daerah ke pusat telat.

Ia menyoroti hal ini sering didapati di pelbagai daerah dan diakui. Akibatnya, kata dia, analisa kasus jadi sulit dilakukan untuk memetakan kondisi pandemi pada waktu yang sesungguhnya.

Kemungkinan kedua juga bisa disebabkan oleh mutasi corona yang mulai didapati di Indonesia, seperti mutasi strain B117 dari Inggris atau E484K (Eek) dari Jepang.

Windhu mengatakan bahwa berbagai studi mulai mengklaim sejumlah vaksin diduga tidak bekerja dengan baik melawan mutasi vorona E484K. Lantaran mutasi tersebut sudah masuk ke Indonesia, ia menyarankan penelusuran harus digalakkan.

“Jadi untuk daerah-daerah yang melaporkan kematian tinggi, itu harus lakukan genomic surveillance (pemeriksaan dengan metode genome sequencing). Harus dilihat betul, [kasus meninggal karena] varian lama atau baru. Jangan-jangan ini varian baru,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan lonjakan kasus tersebut karena pelaporan data yang terlambat.

“Ya, kasus kematiannya pun itu data lama yang baru diinput,” ucapnya singkat.

Sementara, Kementerian Kesehatan melaporkan sudah ditemukan satu kasus varian mutasi E484K dari Jepang di Indonesia. Kemenkes masih melakukan penelusuran terhadap kasus tersebut. (bpro)

 

Sumber: CNN Indonesia

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Dishub Kota Tangerang Akui Belum Maksimal Tegakkan Perwal Jam Operasi Truk Tanah

8 Maret 2024 - 21:25 WIB

Mahasiswa Demo Dishub Kota Tangerang soal Operasional Truk Tanah

8 Maret 2024 - 15:16 WIB

Acara Sosialisasi Undian Gratis Berhadiah Dinsos Dianggap Tak Ramah Difabel

7 Maret 2024 - 20:38 WIB

Panduan Undian Berhadiah dan Pengumpulan Dana, Ini Aturan dan Syaratnya

7 Maret 2024 - 20:30 WIB

KPU Kota Tangerang Akhiri Drama Rekapitulasi Suara Pemilu 2024

7 Maret 2024 - 17:03 WIB

Samsat Kalong: Layanan Pajak Inovatif Selama Ramadan di Kota Tangerang

7 Maret 2024 - 15:53 WIB

Trending di Daerah