Menu

Mode Gelap

Daerah · 25 Apr 2021 10:56 WIB

Buka Puasa dengan Takjil Manis, Bagaimana Anjuran Agama?


 Buka Puasa dengan Takjil Manis, Bagaimana Anjuran Agama? Perbesar

bantenpro.id – Berbukalah dengan yang manis. Jargon itu populer setiap Ramadan. Lewat jargon ini, sajian takjil bercita rasa manis terasa sangat menggoda.

Faktanya, menu-menu takjil kerap identik dengan rasa manis. Dimulai dari kuah kolak yang terbuat dari santan dan gula merah, kurma, dan minuman-minuman dingin lainnya yang tak lepas dari penggunaan gula sebagai salah satu bahannya.

Makanan manis memang disarankan untuk berbuka puasa karena dapat membantu proses pengembalian energi dengan lebih cepat. Namun, apakah hal yang sama juga dianjurkan oleh agama?

“Tidak ada ajaran yang menganjurkan umat Islam untuk berbuka puasa dengan makanan manis,” ujar Ustaz Karnawan dikutip bantenpro.id, dari CNN Indonesia, Minggu (25/04/2021).

Tak ada hadis yang secara eksplisit menganjurkan umat Muslim untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis. Hanya saja, ada satu hadis yang memiliki kedekatan tema dengan makanan berbuka puasa. Hadis itu berbicara mengenai kurma dan air putih sebagai menu berbuka puasa.

Bahasan mengenai kurma sebagai makanan berbuka puasa tercatat dalam hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud.

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ

Artinya:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab). Jika tidak ada ruthab, maka berbuka dengan kurma kering (tamr). Jika tidak ada tamr, maka minum dengan satu tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Baca Juga :  Pemkab Serang Berlakukan Ganjil Genap Menuju Anyer

Hadis tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW mengonsumsi kurma dan air saat berbuka puasa. Namun, hadis tak menyebutkan secara langsung mengenai anjuran berbuka puasa dengan yang manis.

Hanya saja, beberapa ulama mengkiaskan kurma dengan makanan manis. “Mungkin mereka menganggap kurma sebagai simbol dari makanan manis,” kata Karnawan.

Salah satunya sebagaimana yang disampaikan oleh Ulama Al Hattab Ar Ru’aini lewat kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Khalil. Dia menafsirkan perintah berbuka dengan kurma bertujuan untuk memulihkan penglihatan yang menurun akibat puasa. Jika kurma tak tersedia, maka bisa diganti dengan makanan atau minuman manis.

“Di antara sunah-sunah puasa adalah menyegerakan berbuka, sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang lemah, menyayangi diri, dan menjadi pembeda dengan orang Yahudi. Dan, dengan memakan kurma atau apa yang semakna dari yang manis-manis, agar mengembalikan penglihatan yang berkurang lantaran berpuasa.”

Pendapat serupa juga disampaikan oleh ulama-ulama lain, yang memaknai kurma sebagai simbol makanan manis.

Kendati demikian, umat Islam tetap diperbolehkan berbuka puasa dengan yang manis. Hanya saja, anjuran tersebut tak berasal dari sunah Nabi Muhammad SAW.

Anda disarankan mengonsumsi takjil manis dengan bijak. Konsumsi dalam porsi yang tidak berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan. (bpro)

 

Sumber: CNN Indonesia

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Dishub Kota Tangerang Akui Belum Maksimal Tegakkan Perwal Jam Operasi Truk Tanah

8 Maret 2024 - 21:25 WIB

Mahasiswa Demo Dishub Kota Tangerang soal Operasional Truk Tanah

8 Maret 2024 - 15:16 WIB

Acara Sosialisasi Undian Gratis Berhadiah Dinsos Dianggap Tak Ramah Difabel

7 Maret 2024 - 20:38 WIB

Panduan Undian Berhadiah dan Pengumpulan Dana, Ini Aturan dan Syaratnya

7 Maret 2024 - 20:30 WIB

KPU Kota Tangerang Akhiri Drama Rekapitulasi Suara Pemilu 2024

7 Maret 2024 - 17:03 WIB

Samsat Kalong: Layanan Pajak Inovatif Selama Ramadan di Kota Tangerang

7 Maret 2024 - 15:53 WIB

Trending di Daerah