Menu

Mode Gelap

Daerah · 3 Mei 2021 08:28 WIB

Ibu Hamil Ditandu Lewati Hutan Pandeglang, Bayi Kembar Meninggal


 Ibu Hamil Ditandu Lewati Hutan Pandeglang, Bayi Kembar Meninggal Perbesar

bantenpro.id, Pandeglang – Akses menuju tempat layanan kesehatan masih sulit didapatkan sebagian warga Kabupaten Pandeglang. Enah (39) misalnya. Ibu rumah tangga warga Kampung Lebakgedong, Kecamatan Sindangresmi, ini harus kehilangan bayi kembarnya sewaktu melahirkan.

Sebelumnya, Enah berjibaku melewati perjalanan menembus hutan di Pandeglang. Ia terpaksa ditandu menggunakan sarung dan melewati perjalanan sejauh tiga kilometer karena minimnya akses menuju Puskesmas Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang.

Kisahnya bermula saat Enah merasakan kontraksi saat usia kehamilannya menginjak enam bulan, Sabtu (1/5). Siang harinya, pada pukul 14.00 WIB, Enah dibawa ke puskesmas.

Mengingat akses dari rumah menuju puskesmas itu bukan jalan beraspal, tetangga dan keluarga menandu Enah menggunakan sarung yang diikatkan ke sebatang bambu. Tujuan mereka ke jalan yang bisa dilintasi kendaraan.

Diantar sembilan orang, ibu dua anak ini pun hanya bisa pasrah sembari berharap cemas memikirkan kondisi bayi kembar dalam kandungannya.

“Sekitar jam empat sore itu si ibu udah sampai di puskesmas. Alhamdulillah, langsung ditangani sama bidan,” kata Muhtadin, warga setempat yang ikut mengantar Enah ke puskesmas, dikutip bantenpro.id dari detikcom, Senin (03/04/2021).

Takdir berkata lain, bayi itu tak mampu diselamatkan. Hasil diagnosa di puskesmas, saat Enah tiba di puskemas, menyatakan bayi kembar tersebut meninggal akibat kelebihan air ketuban dan kondisi kandungan sang ibu berumur enam bulan.

Baca Juga :  Tak Punya Izin Praktik, Apotek di Tangerang Disegel

“Pas ibunya lagi dicek sama bidan, dia minta izin ke kamar mandi. Waktu di kamar mandi keluar anak yang pertama dan meninggal di tempat. Setelah diperiksa lagi sama bidannya, ternyata ada satu bayi lagi. Ternyata sudah tidak bisa tertolong bayinya,” ucap Muhtadin.

Enah sempat drop usai mengetahui kondisi bayi kembarnya tak bisa diselamatkan. Setelah ditenangkan oleh keluarga, Enah mampu menerima kondisi pahit tersebut.

Pada pukul 17.30 WIB, bayi kembar malang itu kemudian dibawa pulang untuk dimakamkan. Sementara sang ibu, harus mendapat perawatan di puskesmas dan baru pulang pada esok harinya, Minggu (02/05/2021).

Muhtadin berharap pemerintah bisa turun tangan menyelesaikan persoalan akses di kampungnya yang bertahun-tahun tak pernah tersentuh pembangunan. Ke depan, kata dia, jangan sampai peristiwa tragis ini terulang dan membuat was-was ibu hamil yang mau melahirkan.

“Soalnya udah sering kejadian kayak gini kang, tahun-tahun sebelumnya dulu juga pernah ada bayi bahkan sama ibunya meninggal pas ditandu ke puskesmas. Minimal jangan sampai terjadi lagi bahkan sampai memakan korban jiwa,” tutur Muhtadin. (bpro)

 

Sumber: detikcom

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Dishub Kota Tangerang Akui Belum Maksimal Tegakkan Perwal Jam Operasi Truk Tanah

8 Maret 2024 - 21:25 WIB

Mahasiswa Demo Dishub Kota Tangerang soal Operasional Truk Tanah

8 Maret 2024 - 15:16 WIB

Acara Sosialisasi Undian Gratis Berhadiah Dinsos Dianggap Tak Ramah Difabel

7 Maret 2024 - 20:38 WIB

Panduan Undian Berhadiah dan Pengumpulan Dana, Ini Aturan dan Syaratnya

7 Maret 2024 - 20:30 WIB

KPU Kota Tangerang Akhiri Drama Rekapitulasi Suara Pemilu 2024

7 Maret 2024 - 17:03 WIB

Samsat Kalong: Layanan Pajak Inovatif Selama Ramadan di Kota Tangerang

7 Maret 2024 - 15:53 WIB

Trending di Daerah