Siaga 24 Jam Cegah Dampak Luapan Sungai Ledug

bantenpro.id

BANTENPRO.ID, TANGERANG – Bukan hal baru bila di musim hujan sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Tangerang terendam air. Yang paling sering menjadi penyebabnya adalah meluapnya Sungai Cirarab dan Sungai Ledug. Dampaknya, wilayah yang dekat dengan dua daerah aliran sungai tersebut pun tergenang.

Daerah yang sering tergenang ini sebagian berada di wilayah Kecamatan Curug dan Cikupa, Kabupaten Tangerang serta wilayah Jatake, Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Sungai yang meluap tersebut bermuara di Situ Bulakan di Kota Tangerang.

Pemkot Tangerang sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi luapan air dari kedua sungai yang sama-sama bermuara di Situ Bulakan ini. Di antaranya dengan mengeruk situ tersebut agar mampu menampung lebih banyak air dari aliran sungai.

Tak cuma itu, pompa-pompa penyedot air ditambah untuk disiagakan di sekitar situ untuk mencegah banjir.

“Sejak awal sebelum musim hujan sudah dilakukan antisipasi, mulai dari pengerukan danau dan penambahan mesin pompa oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, juga pengerukan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup, jadi sejauh ini debit sungai yang masuk ke Situ Bulakan masih bisa dikendalikan,” kata Syahrial, Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemadam Kebakaran Periuk kepada BANTENPRO.ID, Rabu (28/10/2020) siang.

Meski sejauh ini debit Sungai Ledug di Situ Bulakan bisa dikendalikan, Syahrial tetap melakukan upaya waspada dengan menyiagakan personel dan peralatan penanggulangan bencana.

“Peralatan dan personel siaga 24 jam untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi baik siang maupun malam hari,” kata Syahrial yang saat itu sedang memantau debit air di Pintu Air Garden City, Kelurahan Gebang Raya. Pintu air tersebut terkoneksi dengan Situ Bulakan.

Bagaimana jika banjir di sekitar Situ Bulakan tidak dapat dihindari? Syahrial mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan lurah dan camat setempat terkait langkah evakuasi.

“Titik evakuasi sudah ditambah agar tidak terjadi penumpukan warga di posko pengungsian. Ini dilakukan agar protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 tetap berjalan,” kata Syahrial. (red/bpro)




Tinggalkan Balasan