bantenpro.id – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) menilai wajah baru kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang tidak ramah perempuan. Berkuliner sambil berdesak-desakan dan saling senggol antarpengunjung berpotensi terjadi pelecehan seksual.
“Penataan pedagang saat ini belum rapi, pengunjung desak-desakan, senggol-senggolan, nyamannya jadi kurang buat perempuan. Meski sudah ditata, tapi belum ramah bagi wanita,” kata Soimah, Koordinator Satuan Tugas P2TP2A Kota Tangerang kepada bantenpro.id, Senin (23/01/2023).
Soimah membandingkan Pasar Lama Kota Tangerang dengan kawasan Malioboro di Yogyakarta. Menurutnya, Malioboro lebih rapi dan ramah bagi para pengunjung. Berbeda dengan Pasar Lama yang menurutnya semrawut.
“Enggak seperti kita berkunjung ke Malioboro, di sana tempat jualannya pun rapi, pengunjung pun merasa nyaman. Kalau di Pasar Lama itu semrawutnya luar biasa. Pengunjung pun berdesak desakan, terjadinya pelecehan seksual itu kemungkinan besar terjadi,” kata Soimah.
Soimah berharap agar pengelola kawasan kuliner mengkaji ulang konsep penataan Kawasan Pasar Lama. Kenyamanan dan keamanan pengunjung di ruang publik diharapkan menjadi prioritas pertama dalam rencana penataan.
“Jadi harus diperbanyak petugas yang berjaga di sana, tempat jualan ditata lebih rapi, dengan begitu terjadinya pelecehan akan dapat dicegah,” ujarnya.
Pandangan P2TP2A ini memang cukup beralasan. Akses jalan pengunjung untuk berbelanja kuliner yang hanya selebar 2 meter membuat pengunjung berdesak-desakan dan dikhawatirkan menjadi celah terjadinya pelecehan seksual.