bantenpro.id – Dinas Pengelola Arsip dan Perpustakaan Daerah (DPAD) mencatat indeks literasi baca masyarakat di Kota Tangerang merosot pada tahun 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Perpustakaan DPAD Kota Tangerang Asep Rahmat menyebut, indeks literasi baca masyarakat Kota Tangerang pada tahun 2022 berada pada angka 5,2 poin. Sedangkan pada tahun 2021 berada pada 6,2 poin.
“Di tahun 2022 ini menurun, tadinya itu di 2021 diangka 6,2. Kemudian di 2022 itu di 5,2 poin,” kata Asep kepada bantenpro.id, Selasa (13/02/2021).
Indikator penilaian itu, kata Asep, berdasarkan data laporan literasi baca dari setiap sekolah dan perpustakaan di Kota Tangerang.
“Yang kita hitung itu minat baca dari tingkat SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan umum,” kata dia.
Asep menyebut digitalisasi global menjadi faktor utama merosotnya indeks literasi baca di Kota Tangerang. Terlebih, dampak pembelajaran dalam jaringan (daring) semasa Pandemi Covid-19 membuat siswa seakan mengalami culture shock menghadapi teknologi. Dampak dan sebab digitalisasi tak bisa terelakan karena tuntutan zaman.
Dari 13 wilayah kecamatan di Kota Tangerang, kata Asep, ada dua wilayah kecamatan dengan indeks paling rendah. Wilayah itu berada di pinggir kota.
“Yakni Kecamatan Benda dan Neglasari. Yang rendah itu biasanya daerah yang agak terpencil karena jauh dari perpus umum, terbilang pinggir kota,” jelasnya.
Asep mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar minat baca masyarakat Kota Tangerang bisa meningkat.
Menurut Asep, pihaknya akan mencanangkan sejumlah program untuk meningkatkan minat baca. Mulai dari menghidupkan kembali perpustakaan di setiap kecamatan dan menggencarkan perpustakaan keliling.
“Ya salah satunya kita ada kegiatan festival literasi, kedua kita rutin perpustakaan keliling, kita ada kegiatan lain, seperti sosialiasi, dan menghidupkan kembali perpustakaan di setiap kecamatan,” jelasnya. (mst)