bantenpro.id – Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) masih akan diguyur hujan dalam beberapa hari. Penampungan air hujan pun disarankan sebagai cadangan buat musim kemarau yang diprediksi kering kelak.
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Tangerang hari ini diperkirakan akan diguyur hujan merata di seluruh wilayah sejak pagi hingga sore hari.
Suhu di Kota Tangerang diperkirakan berada pada rentang 24-31 derajat Celcius dengan kelembaban 70-85 persen.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah Banten Selasa hari ini.
Mengutip dari laman resmi twitternya, BMKG melaporkan di wilayah Banten akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
BKMG mengimbau untuk waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah berikut:
- Wilayah Kab. Serang bagian Barat
- Wilayah Kab. Pandeglang bagian Barat
- Wilayah Kab. Pandeglang bagian Selatan
- Wilayah Kab. Lebak bagian Timur
- Wilayah Kab. Lebak bagian Selatan
- Wilayah Kab. Tangerang bagian Tengah
- Wilayah Kab. Tangerang bagian Selatan
- Wilayah Kota Tangerang
- Wilayah Kota Tangerang Selatan
- Wilayah Kota Cilegon dan sekitarnya
- Wilayah Kab. Pandeglang bagian Utara
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun meminta warga untuk ‘puas-puasin’ memanen air hujan saat ini.
“Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan aksi panen hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung,” ujarnya, dikutip bantenpro.id dari siaran pers.
Menurut Dwikorita, Indonesia diprediksi bakal dilanda kemarau kering lantaran kedatangan fenomena El Nino.
“Pada saat kemarau nanti, air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau,” tuturnya.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengungkapkan kondisi La Nina yang memicu iklim basah mulai beranjak dari Indonesia usai menghampiri selama tiga tahun terakhir (2020-2022).
Menurutnya, pemantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudera Pasifik menunjukkan saat ini intensitas La Nina terus melemah dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.
Kondisi ini, lanjut Dodo, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari-Maret 2023. Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) Netral ini diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.
Hal ini menyebabkan musim kemarau tahun 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir.
Dodo juga merinci lini masa daerah yang diprediksi mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan). Ini artinya mulai masuk musim kemarau. Daerah pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, akan mendapat potensi curah hujan kategori rendah pada Mei 2023. (bpro)