bantenpro.id – Hari ini Kota Tangerang genap berusia 30 tahun. Sejak 1993, Kota Tangerang terus bertranformasi menjadi kota metropolitan.
Penduduknya padat. Dengan luas wilayah 153,93 Km2, jumlah penduduknya mencapai hampir 2 juta jiwa. Kawasan industri dan kawasan komersial berkembang pesat. Pun dengan jaringan transportasi, infrastruktur dan area perumahan.
Perkembangan kota yang pesat ini masih dibayang-bayangi persoalan banjir. Kondisi ini menjadi sorotan Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo. Saat dimintai tanggapannya terkait pembangunan di Kota Tangerang, Gatot justru mengawalinya dengan masalah banjir.
Gatot mengatakan, persoalan banjir di Kota Tangerang masih belum teratasi dengan maksimal. Bahkan dia menilai belum terselesaikan. Gatot masih sering mendapat keluhan warga terkait banjir.
“Seperti di Kecamatan Pinang itu kan sungainya itu alirannya dari hulu ke hilir, jadi perlu dibuat embung air, sebab ada beberapa titik yang berpotensi terjadinya genangan atau banjir,” kata Gatot kepada bantenpro.id, Selasa (28/02/2022).
Menurut Gatot, persoalan banjir di Kota Tangerang harus dapat tertangani secara maksimal oleh wali kota dan jajarannya. Sebab sudah 30 tahun Kota Tangerang berdiri namun persoalan banjir tiap tahunnya belum dapat terselesaikan.
“Terkait banjir harus menjadi perhatian karena banjir ini tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah provinsi, maupun pusat,” jelasnya.
Pandangan Gatot terhadap persoalan banjir di Kota Tangerang itu juga diungkapkan Warga Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang bernama Wati.
Wati mengungkapkan, banjir di wilayah tempat tinggalnya sudah terjadi sejak tahun 2007. Hingga saat ini, banjir kerap menghantui warga saat hujan deras maupun saat Kali Angke meluap.
“Sejak saya tinggal di sini tahun 2007, di sini sudah banjir,” ungkap Wati.
Banjir di tempat tinggal Wati cukup tinggi. Air bisa merendam permukiman setinggi 1 meter hingga 2 meter.
Menurut Wati, banjir yang kerap merendam tempat tinggalnya itu disebabkan karena saluran air dan bendungan tidak mampu menahan luapan air ke permukiman.
“Di sini sering banjir karena saluran air dan bendungannya kurang tinggi, apalagi paling depan, kalau sudah meluap, di sini sudah terendam,” jelasnya.
Sementara itu Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Tangerang.
Arief memaparkan pada tahun 2022 Pemerintah Kota Tangerang telah melakukan pembangunan fisik untuk mengatasi banjir. Mulai dari pembangunan turap, hingga rehabilitasi drainase.
“Seperti halnya di tahun 2022, pembangunan turap di 41 lokasi, bangunan pusat pengendalian banjir 37 unit dan pembangunan drainase 253 lokasi,” kata Arief dalam sambutannya saat Rapat Paripurna HUT Kota Tangerang ke-30. (mst)