bantenpro.id – Sebanyak 119 siswa berkebutuhan khusus di Kota Tangerang kesulitan melanjutkan pendidikannya. Belum ada SMA dan SMK di kota ini yang membuka kelas inklusi. Padahal sebentar lagi sebagian di antara mereka akan lulus sekolah menengah pertama.
“Permasalahannya, setelah lulus SMP selanjutnya mau ke mana? Karena kan akses-akses sekolah inklusinya minim,” kata Tuti Alawiyah, Pelaksana Harian Yayasan Difabel Mandiri Indonesia (YDMI) kepada bantenpro.id, Senin (08/05/2023).
Pendidikan inklusif di Kota Tangerang hanya diterapkan mulai Taman Kanak-kanak sampai SMP. Jumlahnya ada 79 sekolah, baik yang dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang maupun dikelola swasta. Sedangkan kewenangan membuka kelas inklusi di SMA dan SMK ada di Pemerintah Provinsi Banten.
Karenanya, Tuti berharap Pemerintah Provinsi Banten segera menyiapkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan penyandang difabel melanjutkan pendidikan di SMA.
“Kalau membangun sekolah khusus itu belum bisa, minimal dibuat sekolah negeri yang sekarang ada itu ramah bagi disabilitas,” jelas Tuti.
Kepala Seksi SMA dan Kebudayaan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Niken mengakui Pemerintah Provinsi Banten belum memiliki SMA yang inklusi.
“Untuk SMA belum ada,” ujar Niken saat dikonfirmasi melalui telepon.
Niken menuturkan, Pemerintah Provinsi Banten baru membuka kelas inklusi di jenjang SMK. Namun dia tak hafal jumlahnya.
“SMA belum ada, tapi untuk SMK sudah ada. Berapa jumlahnya saya enggak hafal karena bukan bidang saya,” jelasnya. (mst)