bantenpro.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Tangerang mengalokasikan anggaran sebesar Rp185 miliar untuk merevitalisasi Pasar Anyar di Kota Tangerang. Dana tersebut terdiri dari Rp155 miliar untuk pembangunan fisik dan Rp3,3 miliar untuk manajemen konstruksi.
Revitalisasi Pasar Anyar ini direncanakan mulai dikerjakan pada Oktober 2023. Pasar yang memiliki luas sekitar 24.680 meter persegi ini merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Tangerang sejak tahun 1967.
Proyek revitalisasi ini bertujuan mengubah konsep pasar tradisional menjadi pasar modern. Sebelum dimulainya proyek ini, Pemerintah Kota Tangerang sedang berupaya untuk mengosongkan kawasan Pasar Anyar.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Tangerang Mualim mengungkapkan, pemerintah kota memberikan tenggat waktu kepada para pedagang hingga awal Oktober untuk mengosongkan Pasar Anyar.
“Targetnya adalah akhir bulan ini sampai Oktober, diharapkan pedagang bisa pindah ke lokasi yang telah disiapkan,” ujarnya kepada bantenpro.id pada Senin (18/09/2023).
Mualim menjelaskan, proses revitalisasi Pasar Anyar ini diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2024.
“Revitalisasi, menurut informasi dari Kementerian PUPR, akan memakan waktu sekitar 10 bulan,” tambahnya.
Untuk memfasilitasi pedagang Pasar Anyar selama proses revitalisasi, Pemkot Tangerang telah menyiapkan lima lokasi sementara, termasuk Pasar Modern Banjar Wijaya, Mal Metropolis Town Square, Pasar Laris, Pasar Bandeng, dan Plaza Shinta.
“Plaza Shinta akan digunakan untuk pedagang kaki lima, sementara lokasi lainnya untuk kios seperti Metropolis, yang mayoritas dihuni oleh pedagang emas,” jelas Mualim.
Menurut data yang diperoleh, hingga saat ini sekitar 1.583 pedagang Pasar Anyar sudah masuk dalam daftar relokasi.
Sementara itu, pedagang Pasar Anyar menunjukkan penolakan terhadap relokasi dengan memasang spanduk di depan pasar. Mereka berharap relokasi dapat dilakukan di satu lokasi agar tidak mengurangi jumlah pengunjung.
“Kami meminta relokasi di satu lokasi. Kalau kita dipindah dengan beberapa tempat, khawatir sepi pengunjung,” kata Ponidi, seorang pedagang.
Isi spanduk menunjukkan bahwa pedagang sebenarnya setuju dengan revitalisasi pasar. Tetapi mereka kecewa dengan petinggi PD Pasar.
“Pedagang Pasar Anyar Setuju Dengan Adanya Revitalisasi Pasar Anyar, Tapi Pedagang Kecewa Dengan Sikap Dirut PD Pasar Yang Arogan,” tulisan di baliho tersebut.
bantenpro.id sudah menemui Direktur Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang Titien Mulyati di kantornya. Namun Titien menolak berkomentar. Alasannya, ia dilarang berkomentar di media terkait revitalisasi Pasar Anyar. Ia mengarahkan wartawan untuk mengonfirmasi kegiatan revitalisasi dan penolakan relokasi itu ke Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Tangerang Mualim.
Terkait hal ini, Mualim menyebut dukungan dan penolakan revitalisasi adalah bagian dari dinamika di lapangan.
“Terkait baliho, kami sampaikan terima kasih kepada pedagang yang mendukung program revitalisasi,” ungkapnya. (mst)